­
­

PARASITE: Film Korea Penyaji Ironi Kehidupan



"Film Korea itu menye-menye dan menjual khayal-khayal halu"

Oke, buat yang masih punya pemikiran seperti itu, mungkin sudah waktunya kamu cobain berubah pemikiran. Hal yang paling mudah, mungkin iseng nonton film ini.

Sebelumnya memang agak mikir berulang untuk nonton film ini. Jujurnya memang saya kurang suka juga dengan film Korea dengan genre romantis. Ya... maklumin aja, masih jomblo soalnya. Hehehe.

Lalu saya juga sempat mengira kalau ini adalah remake film Jepang tentang mahluk parasit, namun setelah saya cari tahu, ternyata ceritanya benar-benar berbeda. Terlebih ketika dalam masa mencari tahu, saya juga mendapati fakta bahwa film ini mendapat banyak apresiasi dari ajang-ajang perhargaan film. 

Tapi, kok melihat posternya, matanya ditutupin gitu kaya kriminil? 
Tapi, kok judulnya Parasite?

Dengan banyak tanya di kepala, dan tertunda lalu tertunda lagi karena sedang di luar kota, akhirnya saya nonton deh film ini.

Memilih pesan tiket melalui aplikasi Go-Jek, saya lihat di situ masih banyak kursi kosong. Jadi saya pikir mungkin memang tidak banyak yang tertarik nonton film Korea di bioskop. Apalagi memang tayangnya barengan dengan film pemegang rekor blockbuster.

Ajaibnya, waktu masuk bioskop, hampir tidak ada kursi yang kosong. Saya makin penasaran dengan film ini. Bisik-bisik tetangga --yang cerita bahwa dia dapat rekomendasi nonton film dari temannya-- juga menambah rasa penasaran saya.

Di menit awal film dimulai, kita disajikan fakta hidup keluarga miskin yang terdiri dari orang tua, seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan. Berlanjut dengan cerita mereka bertemu dengan keluarga kaya yang juga terdiri dari orang tua, seorang anak laki-laki, dan seorang anak perempuan. Komposisi keluarga yang sama, namun nasib begitu berbeda.

Sepanjang film, kita pun dibawa naik turun emosi campur aduk antara lucu dan miris. Kalau mau dibilang komedi, film ini berhasil, karena kompak satu bioskop ngakak. Kalau mau dibilang sedih, film ini juga berhasil, karena walau tertawa, tetap menyisakan pikiran--terutama untuk saya pribadi-- betapa susahnya berjuang hidup jika terhimpit ekonomi. Ya... seperti yang saya bilang tadi, antara lucu dan miris. Ironi kehidupan benar-benar tersaji dengan gamblang di sini. Tidak ada kesan menye-menye dan khayal-khayal halu.

Sampai akhir film saya pun paham alasan film ini dijuduli 'Parasite' dan saya pun paham alasan poster filmnya kenapa dibuat sedemikian.

Apa film ini patut direkomendasikan? Jawabannya adalah 'Ya'. Iseng deh nonton.

Yang jelas, begitu selesai nonton film ini, saya mikir boleh melihat ke atas agar kita terpacu untuk selalu berusaha membuat hidup kita layak. Namun jangan pula lupa untuk menjaga hati dari sifat hasad dan harus selalu bersyukur.

Jadi, tertarik untuk nonton?
Kalau sudah nonton, apa komentarmu?

You Might Also Like

0 komentar